Kamis, 08 Mei 2008

Reportase Jazz Break Revival special campus show 7 Mei 2008

Seperti biasa, kami akan mereportase acara Jazz Break Revival di Bumi Sangkuriang yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 maret kemarin. Band-band yang tampil adalah Bye Bye, Mr Lazy, Vassagie dan Tanpa Mana.

Penampilan pertama dibuka oleh Bye Bye, mereka tampil dengan memabawakan irama swing dan bossa. 4 buah lagu mereka bawakan malam itu, yakni Lagu ciptaan sendiri, "The Passion That Haunts Me", lagu Mozart, yang dibuat berirama swing, "Turkish March", "Spiderman" dari Bob Harris dan "Agua De Beber" dari Antonio Carlos Jobim. Bayu Pratomo, Bayu Kristanto, Adieb Haryadi, Mikael Martin dan Junot De Oyong berhasil membawakan komposisi-komposisi yang rapih pada malam itu.

Setelah penampilan mereka, ada penampilan duo Bayu Kristanto dan Tesla Manaf, yang seperti biasa membawakan lagu "Short Tales of The Black Forest", lagu dari Al Di Meola. dan seperti biasa juga terjadi battle lagu diantara mereka berdua.

Setelah itu tampilah Mr Lazy dari Unpar. Band beraliran Fusion Pop ini , seperti biasa tampil rapih dan catchy. Mereka membawakan lagu-lagu khas Fusion dari Casiopea "Assayake", dan "Rio Funk" dari Lee Ritenour. Tak lupa malam itu Dilan sang vokalis/gitaris menyanyikan lagu dari Parkdrive dan Syaharani. Basis mereka, Marcel pun menunjukkan kemampuannnya dalam lagu Marcus Miller, "Run For Cover"

Setelah Mr Lazy tampillah Vassagie dari UPI. Mereka menampilkan permainan bop fusion yang rapih. Jalu sang basis yang juga dikenal sebagai basis Karinding Collaborative Project dan Bad Boyz Blues tampil dengan energik, menghadirkan permainan yang funky.

Acara malam itu ditutup dengan penampilan Tanpa Mana yang membawakan lagu-lagu disco/soul. 4 buah lagu mereka bawakan, yakni "Love Fooloshophy" dari Jamiroquai, "Let's Groove" dari EWF, "Bring It Back" dari Gary Barlow dan "Fall into My Love". Sang Kibordis malam itu tampil dengan energik, juga permainan synthesizer yang apik.

Sabtu, 03 Mei 2008

Jazz Break Revival dan Jazz depot 4

berita dari wartajazz.com (http://www.wartajazz.com/news/news020508.html):

Sukses dengan Jazz Break Perdana, kembali hadir di bulan Mei 2008
JAZZ BREAK >>REVIVAL<< SPECIAL CAMPUS JAZZ TALENT DI BANDUNG


Sukses dengan kegiatan Jazz Break yang pertama bulan April lalu, kembali Klab Jazz Bandung bekerjasama dengan Wartajazz.com dan Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang - Bandung akan menyelenggarakan tradisi pertunjukan musik bulanan di Bumi Sangkuriang, bertajuk Jazz Break >>Revival<< Special Campus Jazz Talent

Acara ini akan pesanggrahan (sport house) berarsitektur Belanda ternama di kota Bandung, Bumi Sangkuriang. dengan menampilkan empat grup dari lingkungan kampus perguruan tinggi yaitu Bye Bye [fusion - ITB], Mr. Lazy [fusion pop- UNPAR], Tanpa Mana [Groove - UNPAD] dan Vassagie [bop/fusion - UPI].

Acara digelar pada hari Rabu, 7 Mei 2008 bertempat di Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang, Jl. Kiputih no. 12 Bandung. Mulai pukul 19.00 – 23.00 dan tidak dipungut biaya alias gratis. Anda hanya diminta mengisi data pribadi dan mendaftar kepada Niman dari Klab Jazz. Silakan menghubungi 08172388862 atau 022-91680396.

***

Selain menggelar Jazz Break, Klab Jazz Bandung juga akan menggelar "Road to Kampoeng Jazz" bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dan akan menampilkan: Gilang Ramadhan & Friends, 4 AM Quartet, Soulvibe, Bop Vivant, Oleo, Cantalope, Find The Key dan RMK [SMA 2 Cimahi] pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2008.

Juga “JAZZ DEPOT IV” yang bertempat di Rumah Musik Harry Roesli pada Minggu 25 Mei 2008 yang akan menampilkan: The Statement, Bop Vivant, Bye Bye (ITB), Vassagie (UPI), Para Metta, Mahesa (SMA 2 Bdg.), RMK (SMA 2 Cimahi), JavaLava, Tanpa Mana (UNPAD), Find The Key, Cantalope & Rakabitor (IMI Jkt - dalam konfirmasi -red)

KlabJazz adalah sebuah perkumpulan/klab nirlaba (non profit) yang berkecimpung dalam usaha memasyarakatkan musik jazz melalui beragam kegiatan, di antaranya; Pertemuan Mingguan setiap hari Minggu sore untuk apresiasi musik jazz, yang hingga saat ini telah diisi dengan pemutaran video-video jazz, diskusi musik jazz yang dibantu oleh seorang pakar jazz nasional, alm. Bapak Sudibyo PR, dan penyelenggaraan beberapa pertunjukan musik jazz.

Sudah banyak kegiatan yang digelar oleh Klab Jazz. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan musik jazz di tanah air khususnya Bandung. (*/Agus Setiawan Basuni/ Wartajazz.com)

Jazz Talk ITJazz Live Music 2

Setelah dibuka oleh MC AY dan Hasna, dan dilanjutkan oleh penampilan Bye2 + Tesla, Jazz Talk dimulai

Sesi 1 : Iklim Jazz di ITB

Pak Bana Kartasasmita, analis jazz asal ITB menjadi pembicara pertama. Dia pun menjelaskan tentang iklim jazz di ITB ini, bagaimana iklim kampus ITB sangat bersahabat untuk music jazz. Karena menurutnya Iklim ITB memberikan kebebasan orang untuk berekspresi, Dan pada waktu itu, di selasar LFM, sering mahasiswa-mahasiswa ITB mengadakan konser music jazz. Keluarga Lesmana, yang tinggal di dekat ITB pun sering bergabung di konser tersebut. Pada waktu itu pun banyak anak-anak muda yang sering bertandang ke rumah keluarga Lesmana, untuk sekadar bermain, mendengarkan music jazz ataupun berdiskusi. Mahasiswa2 dari luar kota, karena kebebasan iklim intelektual dan akademisi yang baik di ITB pun bermain jazz. Sebagai mahasiswa maka mereka bermain music dengan segala kebebasan dan menumbuhkan trend music baru di kalangan kampus. Para dosen pun ikut berperan, walau hanya di balik layar. Karena sudah tradisi di ITB lah kalau mahasiswa adalah pelopor dalam menumbuhkan budaya dan kesenian di ITB. Tak lupa beliau menjelaskan singkat tentang Alm. Bpk Sudibyo PR, dosen arsitektur yang dimasa mudanya seorang pemain tenor saksofon. Dan juga prestasi Mbak Imel Rosalin seorang pianis jazz lulusan arsitektur ITB. Tak lupa di akhir sesi Pak Bana berpesan agar band-band jazz yang tumbuh dari unit2 untuk bermain bersama, dan ajakan untuk lebih sering mendengarkan jazz.

Setelah Pak Bana member penjelasan dan wejangan, MC memanggil seorang penonton, yakni Erwin anak Arsitektur. Beliau berkata kalau beliau merasa bersalah karena tidak meneruskan usaha para pelopor jazz ITB yang berasal dari Arsitektur ITB.

Sesi kedua : Sejarah pertunjukkan Jazz di ITB dan organisasi Jazz kampus

Pembicara pada sesi kedua ini adalah Mas Niman dan Pak Bana. Bagaimana dulu sebelum terbentuknya après, ada organisasi di luar PR 3 alias komunitas yakni Klub Jazz ITB yang sering mengadakan pertunjukkan jazz dan berambisi untuk melaksanakan festival jazz di ITB. Oleh karena itu setelah mengadakan Ganesha Jazz Event yang pertama pada tahun 92, mereka lalu bertransformasi menjadi unit après itb yang juga digerakkan oleh Pak Dib. Mas Niman pun mengatakan bahwa dahulu GJE menjadi ajang lahirnya musisi2 jazz ternama tanah air yang sekarang telah menjadi legenda. Mereka pun mengatakn bahwa jazz yang lahir di kampus lebih banyak ragamnya dan memiliki kreativitas yang tinggi karena intelektualitas mahasiswa yang bermain jazz disini ikut meng-influence music jazz yang mereka mainkan. Pak Bana pun berpesan bahwa ITJazz adalah momen yang tepat untuk kembali membangkitkan Jazz di ITB, dan ajakan kepada semua untuk masuk ke dalam ITJazz dan bermain music di sana.

Sesi 3 : Pendapat Mas Riza Arshad

Sebelum 4 Am Quartet bermain, MC mewawancarai Mas Riza Arshad, Alumni DKV ITB yang telah menjadi musisi jazz ternama tanah air. Menurut beliau jazz di ITB payah, karena sequencenya timbul tenggelam. Padahal, munurut beliau, ITB adalah pelopor jazz di kampus, bahkan lebih dulu daripada JGTC yang diadakan oleh UI. Beliau menginginkan jazz itb untuk terus konsisten, jangan hit & run. Dan titipan terakhir dari Mas Riza, agar ITJazz terus beregenerasi, jangan sampai ketika para aktivisnya pergi, generasi jazz di ITB terputus.