Sabtu, 03 Mei 2008

Jazz Talk ITJazz Live Music 2

Setelah dibuka oleh MC AY dan Hasna, dan dilanjutkan oleh penampilan Bye2 + Tesla, Jazz Talk dimulai

Sesi 1 : Iklim Jazz di ITB

Pak Bana Kartasasmita, analis jazz asal ITB menjadi pembicara pertama. Dia pun menjelaskan tentang iklim jazz di ITB ini, bagaimana iklim kampus ITB sangat bersahabat untuk music jazz. Karena menurutnya Iklim ITB memberikan kebebasan orang untuk berekspresi, Dan pada waktu itu, di selasar LFM, sering mahasiswa-mahasiswa ITB mengadakan konser music jazz. Keluarga Lesmana, yang tinggal di dekat ITB pun sering bergabung di konser tersebut. Pada waktu itu pun banyak anak-anak muda yang sering bertandang ke rumah keluarga Lesmana, untuk sekadar bermain, mendengarkan music jazz ataupun berdiskusi. Mahasiswa2 dari luar kota, karena kebebasan iklim intelektual dan akademisi yang baik di ITB pun bermain jazz. Sebagai mahasiswa maka mereka bermain music dengan segala kebebasan dan menumbuhkan trend music baru di kalangan kampus. Para dosen pun ikut berperan, walau hanya di balik layar. Karena sudah tradisi di ITB lah kalau mahasiswa adalah pelopor dalam menumbuhkan budaya dan kesenian di ITB. Tak lupa beliau menjelaskan singkat tentang Alm. Bpk Sudibyo PR, dosen arsitektur yang dimasa mudanya seorang pemain tenor saksofon. Dan juga prestasi Mbak Imel Rosalin seorang pianis jazz lulusan arsitektur ITB. Tak lupa di akhir sesi Pak Bana berpesan agar band-band jazz yang tumbuh dari unit2 untuk bermain bersama, dan ajakan untuk lebih sering mendengarkan jazz.

Setelah Pak Bana member penjelasan dan wejangan, MC memanggil seorang penonton, yakni Erwin anak Arsitektur. Beliau berkata kalau beliau merasa bersalah karena tidak meneruskan usaha para pelopor jazz ITB yang berasal dari Arsitektur ITB.

Sesi kedua : Sejarah pertunjukkan Jazz di ITB dan organisasi Jazz kampus

Pembicara pada sesi kedua ini adalah Mas Niman dan Pak Bana. Bagaimana dulu sebelum terbentuknya après, ada organisasi di luar PR 3 alias komunitas yakni Klub Jazz ITB yang sering mengadakan pertunjukkan jazz dan berambisi untuk melaksanakan festival jazz di ITB. Oleh karena itu setelah mengadakan Ganesha Jazz Event yang pertama pada tahun 92, mereka lalu bertransformasi menjadi unit après itb yang juga digerakkan oleh Pak Dib. Mas Niman pun mengatakan bahwa dahulu GJE menjadi ajang lahirnya musisi2 jazz ternama tanah air yang sekarang telah menjadi legenda. Mereka pun mengatakn bahwa jazz yang lahir di kampus lebih banyak ragamnya dan memiliki kreativitas yang tinggi karena intelektualitas mahasiswa yang bermain jazz disini ikut meng-influence music jazz yang mereka mainkan. Pak Bana pun berpesan bahwa ITJazz adalah momen yang tepat untuk kembali membangkitkan Jazz di ITB, dan ajakan kepada semua untuk masuk ke dalam ITJazz dan bermain music di sana.

Sesi 3 : Pendapat Mas Riza Arshad

Sebelum 4 Am Quartet bermain, MC mewawancarai Mas Riza Arshad, Alumni DKV ITB yang telah menjadi musisi jazz ternama tanah air. Menurut beliau jazz di ITB payah, karena sequencenya timbul tenggelam. Padahal, munurut beliau, ITB adalah pelopor jazz di kampus, bahkan lebih dulu daripada JGTC yang diadakan oleh UI. Beliau menginginkan jazz itb untuk terus konsisten, jangan hit & run. Dan titipan terakhir dari Mas Riza, agar ITJazz terus beregenerasi, jangan sampai ketika para aktivisnya pergi, generasi jazz di ITB terputus.

1 komentar:

Pandu mengatakan...

Nanti saya link balik hasil reportasenya ke blog saya, thanks for the info.