Senin, 21 April 2008

ITJazz What Is Jazz

ITJAZZ 30 November 2007

SEBELUMNYA

Awal November 2007, penulis menerima tawaran Agus Basuni dari wartajazz.com untuk menjadi narasumber pada acara Jazz Dialogue yang akan diselenggarakan di The Cellar pada hari Jumat tanggal 16 November. Acara yang diselenggarakan dalam rangkaian pra acara JakJazz 2007 ini juga akan menampilkan Imel Rosalin, seorang pianis dan vokalis jazz handal kota Bandung, serta Nazar Noe’man, pemilik setasiun radio KLCBS. Tema yang akan diusung adalah What Is Jazz? Acaranya sendiri berlangsung cukup sukses, dalam artian uraian para narasumber dapat sedikit memberikan pengertian lebih jauh tentang apa itu musik jazz.

Sesungguhnya pada hari dan waktu yang bersamaan penulis telah menyanggupi untuk hadir di lingkungan kampus ITB, di mana komunitas jazz setempat; ITJazz, tengah menggelar acara pertunjukan musik jazz sederhana yang diikuti oleh beberapa kelompok yang anggotanya ada di antaranya merupakan mahasiswa ITB. ITJazz adalah usaha sekelompok kecil mahasiswa ITB, baik S1 maupun S2, yang dimotori oleh Prasandhya, seorang anggota aktif KlabJazz sekaligus pemetik bass kelompok jazz asal ITB Sekapur Sirih, yang bertujuan untuk menghimpun para peminat musik jazz di lingkungan kampus ITB, baik itu para mahasiswa, para aktivis akademika maupun para alumni. Hari Jumat sore dipilih sebagai waktu pertemuan berkala setiap minggunya. Tempat yang digunakan adalah sebuah ruang publik bernama “Kantin Bengkok”.

Pertemuan ITJazz minggu berikutnya yang juga dikunjungi penulis, penulis lemparkan ide untuk menyelenggarakan ulang dialog jazz What Is Jazz? Penulis menawarkan diri untuk menjadi pembicara sekaligus mengusahakan kehadiran Imel Rosalin, salah seorang pembicara pada acara Jazz Dialogue di atas, yang juga kebetulan seorang alumnus Arsitektur 1989.

Walau pada awalnya teman-teman di ITJazz agak terkesan ragu-ragu perihal kesiapan mereka dalam penyelenggaraannya, akhirnya disepakati acara ITJazz untuk hari Jumat 30 November 2007 akan menampilkan diskusi jazz What Is Jazz? Bersama narasumber Imel Rosalin dan penulis sendiri. Terlebih lagi setelah penulis memperoleh konfirmasi akan kesediaan dari Imel Rosalin.

Kedekatan penulis dengan Om Yong, seorang veteran pianis jazz pendukung gigih keberadaan KlabJazz, yang juga penyiar acara Warung Kopi Jazz di Radio Mara, berujung pada perolehan waktu temu wicara untuk ITJazz di acara tersebut pada hari Minggu pukul 22.00 hingga 23.00. Dari ITJazz hadir Sandhy, Shendi dan Bayu. Sebagai pendamping Om Yong pada acara siaran reguler jazz tersebut hadir juga Pak Bana Kartasasmita, peminat/pengamat jazz senior yang juga merupakan para kawan-kawan dari Penasihat KlabJazz pertama, almarhum Sudibyo Pr. Secara kebetulan Pak Bana ini pun bukan saja alumni ITB, melainkan juga mantan petinggi ITB (Pembantu Rektor) di masa lampau. Pak Bana sempat memberikan kesediaannya untuk hadir di acara What Is Jazz?, walau sehari sebelum hari penyelenggaraan, karena panggilan tugas ke luar kota, Pak Bana tidak bisa hadir.

PADA HARINYA

Penulis telah siap di Kantin Bengkok pada pukul 15.10, sambil membawa tiga buah banner tokoh jazz nasional, Jack Lesmana, Eddy Karamoy dan Sudibyo PR. Yang terakhir ini pada masa hidupnya dikenal sebagai pengamat, pemerhati jazz nasional, serta tokoh kunci yang mendorong berdirinya KlabJazz di pertengahan tahun 2004.

Saat itu belum terlihat teman-teman dari ITJazz yang penulis kenal. Tidak lama kemudian Kemal/Mika?, disusul Bayu pun hadir sambil membawa perlengkapan kursi-kursi lipat dan perelengkapan tata suara sederhana. Telepon dari Imel pun mengkorfimasi kehadirannya. Karena kendaraan pribadi yang tidak memiliki stiker identitas tidak diperkenankan masuk areal kampus, penulis pun akhirnya menjemput Imel di areal parkir Fakultas Seni Rupa & Desain. Imel tampak kuyu. Mungkin karena menangkap pandangan penulis, tanpa ditanya Imel menerangkan bahwa sejak kembali dari Jakarta sehari sebelumnya waktunya benar-benar begitu ketat; malamnya ada jadwal latihan bersama Rudy Aru, dan paginya harus tampil bermain di acara pernikahan salah seorang anggota dari keluarga besarnya dari suku Batak.

Untuk acara ini penulis telah menyiapkan secara khusus rangkaian rekaman mp3 (sebanyak 60an) untuk digunakan sebagai ilustrasi musik melengkapi uraian sejarah musik jazz. Mp3 yang disiapkan telah disusun secara runtut sesuai dengan era kelahiran ragam aliran yang memperkaya “pohon” jazz hingga saat ini. Mulai dari “The Entertainer”nya karya Scott Joplin hingga “Long Gone Tutu” dari album bersama Goerge Benson dan Al Jarreau.

Setelah Sandhy hadir dengan perangkat laptop dan mixer rekaman, pukul 16.120, diiringi siraman hujan yang cukup deras yang nyaris menutup suara p.a. system, acara pun dimulai. Diawali dengan pembukaan oleh Sandhy sebagai Sang Koordinator ITJazz, penulis mulai menguraikan sejarah jazz; Afrika Barat, daratan Amerika Utara, kulit putih, perbudakan kulit hitam, creole, New Orleans, bordil, professor ragtime, blues delta Mississippi, gospel, swing, big band, bebop, perlawanan pemusik yang jenuh dengan aliran lama yang dianggap stagnan, cool jazz, Brasil, bossanova, hardbop, jazzrock fusion, fusion, fusion pop, smoothjazz, acid jazz, jazz groove, nu jazz, pohon jazz dll. Beberapa mp3 yang sempat diputar selain yang telah disebutkan di atas di antaranya; “Strut That Thing” dari Cripple Clarence Lotton dan “Crow Jane” dari Carl Martin (untuk musik blues), “Anything Goes” dari Count Basi Orch. Feat Tony Bennett (swing/bigband), “Ah-Leu-Cha” dari Miles Davis dan “Giant Step” dari John Coltrane (bebop), “Time On My Hands (You In My Arms)” dari Chet Baker (cool jazz), “The Girls From Ipanema” dari Stan Getz/Joao Gilberto (bossanova) dan “Carnaval” dari Lisa Ono (bossanova era modern), “Spanish Key” dari Miles Davis (jazzrock fusion), “Electric City” Chick Corea’s Elektik Band (fusion), “Time Is Moving On” dari Donald Byrd with Guru and Ronny Jordan (acid jazz), “Überjam” dari John Scofield Band (jazz groove), dan beberapa rekaman masa kini dari Dee Dee Bridgewater dan George Benson & Al Jarreau. Tanpa sadar penulis bicara hampir menyita waktu 60 menit. Walau hujan telah berhenti, namun hari telah terasa begitu cepat karena kegelapan hampir menerpa Kantin Bengkok yang memang tidak memiliki penerangan. Beberapa lampu dinding tampak menghiasi 6 buah pilar yang ada, namun untuk menghidupkannya konon perlu ijin tertulis khusus untuk itu (beberapa bulan terakhir ini suasana kampus ITB lepas Maghrib memang gelap mencengkam, menyusul kebijakan rektorat yang mengurangi lampu penerangan kampus di waktu malam demi “penghematan”).

Imel Rosalin mencoba mengurai jazz dari sudut unsur-unsur/elemennya; phrasing/sound, aransemen, melody (horizontal), harmony (vertikal), blue notes/blues, swing, rhythm Afrika dan improvisasi. Pengalaman bermain Imel Rosalin yang penurut pengakuannya baru bermain jazz di tahun 2002 ternyata cukup memperkaya uraian-uraian yang agak sedikit ilmiah tersebut. Saat sampai menceritakan elemen swing, Imel menceritakan betapa ia sempat “mengkarantina” telinganya dari musik-musik lain selain jazz. Hal tersebut dilakukan dalam upaya “meraih” kemampuan menangkap esensi dari apa yang disebut “swing”. Hal mana bagi orang Amerika keturunan Afrika telah mengendap dalam diri mereka secara “otomatis” sejak lahir.

Sebelum diakhiri, Sandhy sempat memberikan kesempatan seorang pengunjung untuk bertanya.

Tidak ada komentar: